Tak selamanya komunikasi produktif bisa berjalan lancar. Seperti halnya pagi ini. Emosi inda berhasil dibuat naik turun seperti naik rollercoaster.
Sedih, perih, sesak. Kesabaran pun seolah tak lagi dimiliki.
Sudah hari kesekian setiap mau berangkat ke sekolah selalu merengek tanpa kejelasan. Selalu mencari alasan yang mengada-ada. Jika ditanya pun hanya dijawab dengan rengekan. Kepala inda pening dibuatnya.
Sudah rapi pakai seragam, tapi tak juga memakai sepatu. Sekali diingatkan tak juga bergeming. Diingatkan kembali masih juga tak bergerak. Setelah sekian kali mengingatkan, pecah juga nada tinggi naik sekian oktaf. Istighfar.
Setelah selesai pakai sepatu malah nangis. Ditanya pun tak dijawab. Diingat lagi td sejak bangun tidur sempat bicara "inda jangan ke RS" sambil merengek. Inda pun membaca situasi, rupanya si mas masih minta ditemani masuk kelas. Inda kemarin memang sempat menginformasikan kalau inda mau kontrol ke RS.
Inda biarkan ia menangis, tak inda pedulikan tangisannya, kusut pikiran inda saat itu. Waktu pun berlalu. Ok fix hari ini mas senna tidak ke sekolah. Lewat jam 8 selesai menyusui ayyash, inda keluar mestarter motor, tp tak juga diikuti oleh mas. Akhirnya inda tinggal pergi sendiri. Menenangkan diri. Entah tujuannya kemana. Mampir dulu untuk isi bahan bakar motor. Dan akhirnya inda pun menuju ke sekolah juga. Menemui guru kelasnya dan memintakan ijin kalau hari ini senna tidak masuk.
Seringkali proses berkomunikasi dengan diri sendiri lah yang kerap menjadi penghambat dalam berkomunikasi produktif. Ketidakmampuan mengatur emosi sering menelantarkan sehingga tak ada komunikasi yang terjadi. Inda belajar banyak hal dari kejadian ini. Semoga inda diberi kesempatan untuk memperbaiki.
#harike13
#gamelevel1
#tantangan10hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip
No comments:
Post a Comment