Assalamualaikum teman2 semuaaa,
Alhamdulillah...sudah banyak yg hadirrr.
Seperti kata pepatah..
Tak kenal maka tak sayang. Cuzz kenalan dulu dengan kami, MAMAK MILLENIAL kelompok 6 yang beranggotakan :
1. @Lisdiawati
2. @Maryana Deskawati
3. @Maya Restu Ningrum
4. @Maya Retno
5. @Messa Prima
6. @Miraa Baghdad
Sambil menyimak presentasi dari kelompok kami.
🎊Susunan Diskusi hari ini🎊
📣Pembukaan oleh MC
📣Penjabaran materi oleh Moderator
📣Sesi Diskusi
📣Penutupan oleh MC
Tantangan Orangtua Millenial
Apa saja tantangannya?
Apa penyebabnya?
Bagaimana Solusinya?
Diskusi hari ini akan mengupas tuntas pertanyaan-pertanyaan diatas..
Sebenarnya banyak sekali tantangan orangtua di jaman NOW ini yaa..
Mulai dari mengajarkan anak2 tuk mandiri, belajar berjuang, belajar bertanggung jawab, belajar tuk bisa mengambil keputusan sendiri dan masih banyak lagi.
Di jaman NOW seperti ini anak2 mudah sekali mendapatkan informasi dari mana saja, terutama dari gadget / sosial media (secara memang jamannya sudah serba digital, anak2 SD aj sudah diberikan HP)
Ga seperti kita jaman dulu, hanya bisa mendapatkan informasi kalau ga dari orangtua, yaa dari guru.
Gadget, kekerasan Seksual dan Fitrah Seksualitas itu seperti setali tiga mata uang, atau lingkaran setan.
Dimana satu dengan yang lain saling berkaitan.
Lihat saja kasus-kasus yang marak saat ini..
Kasus pertama
https://www.idntimes.com/news/indonesia/linda/kekerasan-fisik-dan-seksual-marak-terjadi-di-sekolah-mayoritas-korban-anak-laki-laki-1/full
Kasus kedua
https://www.google.co.id/amp/s/www.idntimes.com/news/indonesia/amp/linda/223-kasus-kekerasan-seksual-anak-dalam-dua-bulan-terakhir-1
Semua korbannya adalah anak2
Salah satunya adalah kurangnya peran keluarga
Peran Keluarga
Peran keluarga adalah mendidik generasi memiliki kemampuan berfikir, memilih, dan mengambil keputusan.
Kita tidak akan selalu bisa membentengi anak, ajarkan anak menyusun bentengnya sendiri
Kata kunci untuk melatih kemampuan berfikir adalah memberikan penjelasan terhadap sesuatu.
Penjelasan diberikan Saat suasana santai, bukan saat kejadian tertentu sedang berlangsung atau saat emosi kita meluap.
Contoh nyata, ketika di rumah anak mendapatkan pemahaman bahwa ia tidak boleh main game yang mengandung konten kekerasan dan pornografi, namun teman-temannya setiap hari mengajaknya dan tidak segan-segan mengejeknya karena tidak mau diajak main game bareng. Anak kita dibilang ‘cupu’ dan ‘ga gaul’ karena tidak mengikuti perkembangan dan obrolan teman-temannya.
Pada saatnya nanti, anak kita pasti pernah ada di situasi benturan pemikiran seperti ini dan secara emosi tidak nyaman rasanya. Maka, kita perlu terus mendampingi dan membekali anak kita sejak awal agar ia memiliki ketahanan prinsip, tidak asal ikut-ikutan.
💡Belum adanya pemahaman fitrah seksualitas pada anak.
Apa itu fitrah seksualitas
Sudah dijelaskan oleh kelompok 1
1. Kenalkan anggota tubuh.. Bisa dengan lagu sentuhan boleh.
Linknya :
2. Tanamkan Budaya Malu.
Yang Sudah dijelaskan oleh kelompok 2 dengan materi
adab berpakaian http://bit.ly/MateriKel2
dan kelompok 3 dengan mengenalkan konsep aurat pada anak usia dini http://bit.ly/Bunsay3_GameLevel11_Kelompok3
Untuk itu kami beri hadiah
4. Tumbuhkan rasa percaya pada orangtua, jadilah temannya. Bukan musuhnya.
Tempatkan ia sesuai skema umurnya
Tapi meskipun kita sebagai mamak milineal penuh tantangan dalam mendidik anak,
kita perlu percaya pada insting ke ayah ibu an yg diinstal oleh Allah SWT.
Maka kitabullah & tuntunan ala rasul yang menjadi pedoman kita semua.
Ibu Elly Risman dalam seminarnya memberikan beberapa ikhtiar untuk menjauhkan keluarga dari bahaya pornografi dan penyimpangan seksual.
✅ Hadirkan Tuhan di dalam diri anak. Ajarkan untuk selalu ingat Tuhan dan taat kepadaNya sejak kecil.
✅ Perbaiki pola pengasuhan. Libatkan kedua-belah pihak. Jangan jadi orang tua yang abai. Tingkatkan diri dengan berbagai macam pengetahuan melalui seminar, pelatihan, buku parenting dan ilmu agama)
✅ Perbanyak mendengarkan perasaan. Gunakan dua telinga lebih sering daripada satu mulut.
✅ Dampingi anak ketika membaca buku, main games dan internet. Latih konsep berfikirnya bila menemukan bacaan/tayangan yang menyimpang.
✅ Ikhtiar terakhir setelah semua upaya —> DOA. Karena hanya ALLAH SWT yang dapat melindungi keluarga kita.
--
Tanya Jawab
Mbak.. mohon saran.. aku punya adik abegeh usia 15tahun.
Sudah berkali2 dinasihati dengan cara semacam menasehati teman. Sudah berkali2 juga menggunakan cara yg melibatkan logika dan emosi/merangsang empatinya. Efeknya paling cuma sebentar. Setelah itu udah gak ngefek lg. Dia menghabiskan waktu utk gadget dengan biaya2 terkait, yg memberatkan orangtua dan kadang mengganggu waktu belajar dan istirahatnya..
✅ Jawab :
Usia 15 adalah fase dimana anak ingin mendapatkan pengakuan. Fase ini cukup kritis dan orang tua seyogyanya mendidik mereka dengan cara berkawan.
Usia remaja >15 menurut ust Harry Santosa adalah masa ketika sudah belajar konsekuensi terhadap tindakan yang dilakukan. Mbak Dita atau keluarga bisa mulai mendekati adiknya, kuncinya dengarkan dulu semua cerita dan perasaannya. Nanti kalau sudah mulai si adik percaya sama kita / org tua, baru ajak diskusi apa akibat kalau menggunakan gadget tidak terkontrol. Harapannya, kalau dia mau membatasi diri dengan gadget bukan terpaksa dan sementara. Tapi sudah paham konsekuensi logisnya.
Salah satu anggota kel, mbak Mesa punya adik kalau diambil hpnya malah lebih berontak. Akhirnya memberikan cara "kesepakatan" Kalau d atas 15 tahun udah g bisa di paksa, sebaiknya lebih dari hati ke hati Dan di buat kesepakatan. Seperti boleh main hp asal nilai ulangan di atas 8. Atau boleh main hp asal udh ngerjain PR. Atau boleh main tapi cuma sabtu atau minggu.
Jangan lupa didoakan juga selalu Mbak, senjata ampuh jika saya sudah bingung ini mah.
Mudah2an adiknya menjadi semakin baik dari waktu ke waktu 😘
Saya mau menambahkan (Mbak Deska).
Kalau memang semua cara itu sudah tidak bisa lagi digunakan.
Mungkin bisa di coba tuk mengambil alih gadgetnya dan tetap buat kesepakatan.
TIPS
" jangan pernah bilang ke anak bahwa gadget itu milik dia, tapi selalu katakan bahwa gadget itu milik papa / ma2,
jadi kamu hanya boleh meminjam"
Sampai usia dia sudah 17th / dia sudah tidak ketergantungan lagi dgn gadgetnya
Karna kl sudah terdeteksi Adiksi gadget, perlu dilakukan detoks seperti ini.
Waktu yg di butuhkan sistem saraf untuk reset kurang lebih sekitar 4-6minggu.
Tanggapan
- (Mbak Dita) Nah, mungkin memang 'mendengarkan dulu' jadi hal yg masih kurang dr orang tua sih mbak.. memang agak sedikit sulit bercerita utk hal2 tertentu..
- (Mbak Deska) : Mungkin bisa di cek apakah adik mba dita sudah sampai tahap ADIKSI. Sumber : Buku Digital Parenthink by Mona Ratuliu
- (Mbak Maya Restu) : Iya mbak Dita, bu Elly Risman juga selalu dalam seminarnya kalau menghadapi remaja memang perlu menyentuh hatinya
❓ Pertanyaan 1 : (mba Arum)
🙋♀mau tanya ya mba
bagaimana caranya ortu mengawasi anak-anak yg sedang menggunakan gadget ketika tidak bisa setiap saat disamping anak? bisa di share ga mba cara memfilter konten pornografi atau dari iklan2 yg ga anak2 banget di youtube...
✅ Jawab :
Ketika tidak mendampingi, katakan pada anak bahwa Allah Maha Tahu dan Maha Melihat. Mama nggak bisa ngawasin kamu buka situs atau game apa. Tapi Allah selalu mengawasi perbuatan kita.
• Cara Aktifkan restricted mode untuk memfilter youtube di mobile apps dan browser agar
kontennya ramah anak
https://attitude.web.id/2017/09/23/restricted-mode-youtube-filter-di-mobile-apps-untuk-konten-ramah-anak/
https://attitude.web.id/2017/08/07/cara-filter-konten-dewasa-youtube-di-komputerpc/
Alternatif film animasi edukasi ada di link berikut:
https://attitude.web.id/2017/08/15/film-animasi-edukasi-anak/
Alternatif media yang bagus bagi anak
Beberapa rekomendasi media untuk anak ada di link berikut:
https://www.commonsensemedia.org/
--
Tema yang menarik, karena mendidik anak millenial seringkali memang banyak sekali masalah yg timbul akibat dari penggunaan gadget yang tidak semestinya.
Ya, dan peranan keluarga memang sangat penting, dan diingatkan kembali lewat kalimat ini :
"Kita tidak akan selalu bisa membentengi anak, ajarkan anak menyusun bentengnya sendiri"
Jadi, sudah kah kita melatih anak untuk menyusun bentengnya sendiri?
Semoga bermanfaat 😊
Wassalam
No comments:
Post a Comment