Dan sub tema yang diangkat adalah :
Menekan Pelecehan Seksual Pada Remaja dengan Tarbiyah Jinsiyah
Teman-teman semua pastinya sudah menyimak video ini.. sungguh banyak hikmah yg kita dapatkan aagr kita bisa menjadi orangtua yg tangguh
Empat tahun terakhir nampaknya menjadi tahun yang memprihatinkan bagi dunia anak Indonesia. Pasalnya Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menemukan ratusan kasus kekerasan seksual terhadap anak yang diduga dilakukan orang terdekat sebagai pelaku.
Komisioner KPAI Jasra Putra mengungkapkan, data menunjukkan bahwa pihaknya menemukan 218 kasus kekerasan seksual anak pada 2015. Kemudian di 2017, tercatat sebanyak 116 kasus bahkan Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Abdul Haris Semendawai mengatakan, di awal tahun 2018, tren kasus kekerasan seksual khususnya terhadap anak menunjukkan peningkatan. Korbannya pun tak cuma perempuan. Malahan, jumlah anak korban berjenis kelamin laki-laki justru makin banyak.
Berdasarkan data ini, Indonesia sudah dalam situasi darurat, orangtua harus lebih waspada dan menguatkan peran home education serta tarbiyah jinsiyah dalam sebuah keluarga, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Bentuk Penyimpangan fitrah seksualitas seperti:
1. Malasnya menikah
2. Galau jadi Ayah
3.Tidak menikmati jadi Ibu
4. Suami kasar
5. Ibu maskulin kurang empati
6. Suami yang kurang maskulin
7. Penyimpangan gender
8. Krisis identitas
Sedangkan pemicunya adalah sebagai berikut:
1 .Pola asuh yang salah
2. Lingkungan keluarga dan pergaulan yang tidak kondusif
3. Pengaruh negatif dari media sosial dan tontonan
4. Kurangnya ilmu
Khususnya ini rentan terjadi pada anak-anak yg akan memasuki fase Aqil baligh
Oleh karena itu ketahanan keluarga sangat diperlukan sekali demi melawan fenomena yg sangat mengerikan ini.. hal ini dapat dilakukan melalui penguatan home education dan tarbiyah jinsiyah sejak dini
Konsep ini bisa dilakukan mulai dari usia anak 0 , mulai dari bayi
Tarbiyah Jinsiyah & Sex education versi Barat
Pendidikan seks pola Islam mengacu kepada pendidikan akhlak dan adab yang berlandaskan kepada keimanan dan syariat/ aturan yang berasal dari Allah SWT.
Sex Education versi Barat hanya mengajarkan "seksualitas yang sehat" meliputi: seks secara anatomis, fisiologis dan psikologis saja. Misal, cara mencegah kehamilan, tidak aborsi dsb.
Inti dari Tarbiyah jinsiyah meliputi tiga hal, yaitu:
1. Reproduksi
2. Thaharah
3. Aurat
Target dari tarbiyah jinsiyah adalah kesucian, maka harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar, serta sesuai dengan tahapan usia/perkembangan anak-anak.
--
Tanya Jawab
❓ Pertanyaan 1 : (Helena Safitri)
Misal nih udah biasa dipisahkan tempat tidur untuk anak laki dan perempuan. Tapi gimana kalau di toilet umum atau tempat bilas yg campur. Pernah nemu di pantai, tempat bilasnya ya cuma pancuran trus anak sebelah itu cewek (kayaknya TK). Anakku ya lihatin 😌 aku berusaha menghalangi.
Trus di buku cerita Totto Chan diceritakan anak laki dan perempuan dibiarkan berenang tanpa/minim busana (lupa detailnya) supaya belajar bahwa laki berbeda dg perempuan. Gitu gimana ya? Apa yang terekam di anak-anak kan nempel banget sampai dewasa.
Trus aku nyadar ini menyimpang dari topik 🤣
✅ [ Sebuah langkah yg tepat, sejak dini mengajarkan anak-anak tentang konsep aurat dan gender, sehingga ketika kita dan anak-anak menghadapi situasi seperti itu, sudah siap menghadapinya.
sikap kita sebagai orangtua tetap tenang menjelaskan perbedaan laki-laki dan perempuan serta batasan aurat.
Jika kejadiannya ditempat umum seperti itu memang sangat sulit dihindari, sebagai langkah preventif sebaiknya kita memilih lokasi renang yg kondusif utk anak-anak.
sekarang sudah banyak alternatif tempat yg menunjang hal ini.
Bangun dialog yg intens dan menyenangkan soal ini agar anak tidak merasa tabu dan malu tapi bisa respect dan memahami.
Versi Toto Chan maupun barat, sangat berbeda dengan budaya bangsa kita dan norma agama yg kita anut, Islam pun sudah mengatur hal ini dalam tarbiyah jinsiyah bahkan sejak anak-anak dilahirkan.. oleh karena itu mari kita kuatkan konsep tarbiyah jinsiyah ke anak-anak, maka seiring perkembangan usia, mereka akan memajukan kaidah2 nya
Sebuah pengalaman pribadi saat saya mengajar TK dan SD, Alhamdulillah disekolah kami mengajarkan konsep aurat dan nilai-nilai dalam tarbiyah jinsiyah.. bahkan ketika mereka tanpa sengaja melihat aurat, seketika itu mereka beristighfar dan menutup mata. Hal inipun juga saya terapkan of anak-anak, jadi jika pada situasi yg sulit dihindari usahakan utk ajak mereka beristighfar dan menutup mata
❓ Pertanyaan 2 : (Mbak Ratna) mau nanya jg mba.. poin2 ini sumbernya drmana kah? lalu yg dimaksud "Galau jadi Ayah" ini bgmn ya misalnya.. lalu bgmn melihat kasus yg "malas menikah", bs dikatakan malas menikah ini jika sprti apa ya? apakah ini trmasuk yg pacaran lama2 tp tdk mnikah2 atau bgmn 😊
✅ Sumber berdasarkan kumpulan literasi materi fitrah seksualitas yg kami dapatkan (sumber terlampir di resume materi yg akan kami share nanti) dan kami buat kesimpulannya.
Galau jadi ayah maksudnya adalah ketika seorang suami tidak siap menjadi figure seorang ayah... Ia mampu menjadi seorang bapak bagi anak-anak nya, melaksanakan kewajibannya sebagai pemberi nafkah namun tdk mampu menghadirkan sosok ayah pada dirinya. Hal ini disebabkan karena kurangnya ilmu, sibuk dengan rutinitas dan pola asuh keluarga.
Indikator Malas menikah adalah tidak ingin memiliki komitmen bersama dengan lawan jenis ke arah yg lebih halal dan legal, pemicu nya bisa karena terlena dengan kehidupan dunia, nyaman dengan status pacaran/kumpul bersama tanpa ikatan dan efek pergaulan bebas
Lebih lengkap nya mengenai point' galau jadi ayah, bisa dibuka di link berikut:
https://www.google.co.id/amp/s/iinchurinin.wordpress.com/2017/10/21/fitrah-seksualitas-anak-bu-elly-risman/amp/
Tanggapan :
(Mbak Ratna) trmkasih bnyk utk tambahannya mba.. kyny mmg smua bs d kerucutkan akibat kurangnya ilmu ya mba. jika ada ilmu insya Allah smua bntuk pnyimpangan bs dihindari.
(Mbak Avi) Betul mba 👍🏻 sebab menuntut ilmu itu sepanjang hayat.. sebagai orangtua harus banyak belajar dan bersabar #notedtomyself
Karna permaslaahan fitrah seksualitas dan Penyimpangan seksual adalah ancaman yg sangat mengerikan bagi anak-anak kita 😭
Ya Allah kami berlindung dari kejahatan manusia dan segala hal yg buruk
(Mbak Ratna) tp sbnrnya skrg itu ilmu jd orgtua udah sgt mudah didapatkan dibanding jaman dlu ya.. yg istilahnya jaman dulu cm pake insting atau pake cara2 lama ngikutin budaya, tp anak2 jmn dulu ga smp yg separah skrg kayanya..
(Mbak Avi) Benarlah sabda Rasul Saw: "didiklah anakmu sesuai dengan zamannya"
Zaman anak2 kita saat ini adalah zaman milenial, generasi Z semua serba cepat, instant dan viral, orangtua harus peka dan harus lebih unggul dari anak-anak, sehingga bertambah value kita dan wibawa kita dihadapan anak-anak
❓ Pertanyaan 3 : (Mbak Irma)
Kan disebutkan adab pergaulan anak perempuan dan laki2.
Ada batasan mulai dari usia berapa ga utk anak perempuan main dg anak laki2? Biasanya kan anak2 kecil sering main bareng bercampur baur laki2 dan perempuan.
Gimana cara kita mengkomunikasikan anak tentang adab tsb? Makasih 😘
✅ Menurut saya berteman tidak harus dibatasi, tapi anak kita yang perlu kita edukasi untuk bisa menyaring mana yang haq dan bathil. Kalo udah baligh mungkin lebih ketat ya pergaulan dengan lawan jenis. Silakan anak-anak bergaul/berteman dengan siapapun, tentunya tetap memperhatikan adab-adab. Nah, dengan mengajarkan fitrah seksualitas ini salah satu cara untuk mengedukasi anak-anak kita.
(Mbak Avi) Terima kasih banyak mba @Nurul Furqoniah 😘 benar apa yg dikatakan oleh mba Nurul, overview ttg konsep gender dan value dari fitrah seksualitas tetap kita tanamkan sejak dini ke anak-anak, seiring nanti mereka memasuki fase Aqil baligh maka adab pergaulan antara pria dan wanita wajib ditegakkan
Teknisnya:
1. Bangun dialog yg intens dan persuasif dengan anak-anak mengenai konsep gender dan aurat
2. Anak-anak diberi pakaian yg menutup aurat, pun juga saat bermain
3. Tanamkan konsep bahwa anak-anak tidak boleh melihat dan menyentuh aurat
4. Bicara yg baik dan sopan
5. Dampingi anak-anak bermain
6. Istighfar jika melihat atau berbuat sesuatu yg tidak baik
Semoga bisa membantu 🙏
(Mbak Ninit) Sebaiknya sedini mungkin di usia 2-5 (prasekolah) sudah di tumbuhkan rasa malu menjaga aurat, membiasakan berpakaian yang menutup
aurat, mengetahui bagian tubuh yang boleh-tidak boleh disentuh)
memahami perbedaan jenis
kelamin. Sehingga dalam bermain pun anak sudah mulai memahami ada batasan yg boleh dilakukan dan yg sebaiknya di hindarkan, sekalipun ini masih terkadang sulit. Berlahan kita fahamkan ananda
Di Usia 5-10 diharapkan sudah bisa lebih matang memasuki fase Tamyiz: dapat membedakan baik/buruk, memperjelas
perbedaan laki-laki dan perempuan, menjaga aurat
Fase Usia 10-14 (baligh) adalah fase kunci mempertegas hal hal yg di perbolekan dan tidak diperbolehkan. Misal sudah mampu
menundukkan pandangan (perhatikan etika melihat mahram)
Mewajibkan penggunakan hijab bagi anak perempuan.
Melarang ikhtilath (berbaur laki-laki dan perempuan) dan khalwat
(berduaan antara laki-laki dengan perempuan).
Demikian mba, smoga bs difahami.
--
Berhubung inda masih belum familiar dengan istilahnya, jadi inda coba review, dari maraknya kasus kekerasan seksual pada anak, kembali lagi kepada peran keluarga, tempat dimana anak-anak mendapatkan kenyamanan, karena itu ketahanan keluarga sangat diperlukan sekali demi melawan fenomena yg sangat mengerikan ini, yaitu melalui penguatan home education dan tarbiyah jinsiyah sejak dini.
Semoga bermanfaat yaa 😊
No comments:
Post a Comment