Friday, September 21, 2018

Fitrah Seksualitas - Review Kelompok 1

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalamu'alaikum,

Rasanya sudah lama sekali nggak nulis di blog ini, efek dari melewatkan game level 10 😅 
Dan Alhamdulillah kali ini kembali menuliskan dengan review hasil diskusi, presentasi Kelompok 1 di Kelas Bunsay 3 Jakarta yang sudah memasuki level 11, dengan tema besar Fitrah Seksualitas. Dan berikut ini adalah materi dari Kelompok 1.






Presentasi diawali dengan pemaparan mengapa kita berbeda, ada laki-laki dan perempuan yang dibawakan oleh Uni Annisa Sellyana. Kemudian dilanjutkan oleh Mbak Anggi Kusuma.





 Mbak Anggi meminta pendapat dari kedua gambar di atas, tanggapan teman-teman antara lain :
- syedih ini mba🤧
- Membebankan smua pada istri 😭
- Gak peka banget kayaknya suaminya yaa 😭
- Kok jadi baper ya Mba lihat gambarnya... Kesannya si bapak membebankan semua ke istri, ya kerjaan ya anak 😅
Karena menganggap mengurus anak dan rumah adalah wanita yakni istri
- emak kok jd kayak tulang punggung bukan hanya tulang rusuk aja😔
Bukannya di lurusin tulang rusuknya, klo gini malah makin bengkok 🙈


Pentingnya Membangkitkan Fitrah Seksualitas 

Ada laki-laki/suami kasar, tidak peka dengan perasaan perempuan/istri? Bahkan ada juga pernah lihat laki-laki yang melambai? Atau lihat perempuan yang gayanya tomboy? 😎🤔

Melihat itu semua tentu kita sebagai orangtua tidak menginginkan anak-anak kita tumbuh dengan perilaku yang disebutkan diatas bukan, karena sesungguhnya mereka akan tumbuh menjadi seorang suami/ayah dan istri/ibu kelak. Sehingga orangtua sangat perlu mengantisipasi hal ini, dan hal ini bisa dimulai oleh para orangtua dari fase pengasuhan anak sejak dini.

Mengapa pengasuhan oleh orangtua? Karena sosok ayah dan ibu yang akan berperan memberi suplai Maskulinitas dan Feminitas secara seimbang, maka sosok ayah dan ibu harus ada sepanjang masa dalam mendidik anak sejak lahir hingga AqilBaligh. 

Pendidikan fitrah seksualitas bahkan bisa dimulai sejak bayi lahir, adapun proses masa yang luar biasa panjang ini lah menandakan bahwa begitu pentingnya orangtua membangkitkan fitrah seksualitas sejak dini, hal ini dilakukan tentu saja agar fitrah seksualitas anak tumbuh sesuai gendernya secara paripurna 😍

Nah Berikut solusi yang coba kami sampaikan...dan pastinya ga lempeng2 aja, akan ada tantangannya juga, namanya juga Jaman Now ya jadi orangtua ga gampang untuk bisa jalanin smua...smua butuh proses dan perjuangan yang cukup panjang 💪💪








--

Tanya Jawab 

❓ Pertanyaan #1 : Di materi disampaikan "sosok ayah dan ibu harus ada sepanjang masa" , nah sy jd kepikiran bgmana kalau ayah atau ibu meninggal atau bercerai dan jd single parents... siasatnya bgmna kah?

✅ Jawaban #1 :Kalo berdasarkan yang saya dapat saat kajian Ust.Harry Santosa
Memang harus ada sepanjang masa,mengapa demikian untuk seimbang supply maskulin dan feminine itu tadi... Trs bagaimana utk yang single parents? Kita bisa menggantikan sosok tersebut dari orang lain...
Misal dari kakek,paman,nenek,tante, bahkan guru disekolahpun sebenarnya dianjurkan utk imbang ada guru laki-laki dan guru perempuan
Seperti Rasulullah yg sejak kecil sudah yatim piatu, beliau mendapatkan sosok pengganti orangtua dari orang terdekat 🙏🏻

✔ Tanggapan :
- Siap mba.. jd tetap hrs dicarikan sosok lain yak..dan jd permasalahan lg dimana guru skrg mayoritas perempuan ya mba...
- Iya mba ayu...guru PAUD, TK banyak perempuan...nah itu jadi tantangan kita orangtua 💪😍
- Iya benar Mba Anggia, selain dicarikan sosok pengganti, Kekosongan salah satu sosok orang tua dalam keluarga tersebut juga harus diisi atau dilengkapi oleh orangtua yang ada. Bukan menggantikan perannua, namun mengkomunikasikan tentang pribadi ayah atau ibu agar terbentuk karakter orang tua di benak anak sebagai idola mereka. 🙏🏻
- Alhamdulillah ya mba ayu... Tapi nanti ada masanya anak perempuan didekatkan dengan ayah/ sosok ayah untuk proses lebih memahami pria
- Belajar dari kisah Nabi Muhammad yg sudah menjadi yatim sejak lahir dan tidak lama beliau juga ditinggal wafat oleh ibunda Aminah, tapi sosok "ayah" dan "ibu" yang selalu menyayangi dan melindungi Nabi sehingga beliau tidak haus kasih sayang melainkan skenario yg Alloh buat menjadikan beliau menjadi sosok yg tangguh, penyayang terhadap anak2 apalagi anak yatim dan menjadi suami yg penyayang dan tidak sungkan membantu pekerjaan istrinya... 🤧🤧🤧


❓ Pertanyaan #2 : "Bagaimana jika di usia 6 tahun sang anak sudah mulai tumbuh fitrah seksualitas nya, misalnya dia mulai tertarik dgn lawan jenis, dia ingin tau lebih dalam tentang aurat (dlm sudut pandang pendidikan) dll.
Apakah ini normal?

✅ Jawaban #2 :
  • Izin menjawab mba Avi:

Sesuai pemaparan diatas, Membangkitkan fitrah seksualitas pada anak bisa dimulai sejak dini. Nah pada anak2 dgn usia 0-6 tahun yg fitrah seksualitasnya tumbuh dengan baik memang seperti itu Mba,  anak lelaki yg telah ajeg konsep kelelakiannya pada usia 0-6 tahun, maka kini disadarkan potensi kelelakiannya langsung dari Ayah. Anak lelaki lebih didekatkan ke Ayah. Ayah mengajak anak lelakinya pada peran dan aktifitas kelelakian pada kehidupan dan sosialnya, termasuk menjelaskan mimpi basah, fungsi sperma dan mandi wajib. 
Begitupula anak perempuan lebih didekatkan ke Ibu untuk disadarkan peran keperempuanannya dalam kehidupan sosialnya. Indikator di tahap ini adalah anak lelaki kagum dan ingin seperti ayahnya, anak perempuan kagum dan ingin seperti ibunya.

Fitrah Seksualitas ini tidak tumbuh berdiri sendiri harus pula diiringi tumbuhnya fitrah lainnya seperti fitrah keimanan, fitrah individualitas dan fitrah sosialitas sehingga agar juga tidak mudah ditularkan penyimpangan seksual oleh lingkungan.

  • Dari salah satu sumber, saya baca mbak, anak 6tahun masuk Fase Phalic (3 – 6 tahun): pada masa ini hal yang paling penting bagi anak adalah terkait kelamin. Maka penting pada tahap ini untuk mengidentifikasi berdasarkan jenis kelamin serta ciri , sikap dan peran masing – masing. Jika terjadi kesalahan dalam mengidentifikasi diri pada tahap ini,  maka anak mengalami bias sebagai seorang laki – laki atau perempuan.  Dari penjelasan di atas, sepertinya normal kalau anak 6 tahun bertanya mengenai aurat. Disini kita bisa beri pendidikan dan ilmu mengenai perbedaan aurat laki2 dan perempuan. Sehingga anak bisa mengidentifikasi gendernya dengan ciri dan karakeristiknya.




  • yang mempengaruhi anak banyak bertanya adalah keingintahuan yang sangat besar dari lingkungannya.  Dari ummu ihsan dalam bukunya ,,saya simpulkan bahwa aurat itu harus dijelaskan bahkan sedini mungkin,  aurat wanita ini harus ditutup,  laki2 ini dan ini yang harus ditutup.  Dan diberi logika yang masuk diakal dia,

    • Misal kenapa aurat perempuan harus ditutup semua,  kenapa laki2 hanya dari pusar sampai lutut.  Allah menjelaskan dalam surat Al Imran :14 dijadikan Indah pada pandangan manusia pada harta,  wanita,  dan anak2. Perempuan itu Indah,  nak. Seperti perhiasan,  jadi kalau misal kita punya mainan kesukaan habis dipegang2 org,  dicobain,  mau mau gak?  Jadi bekas dan cepet rusak ya... Nah,  begitulah islam memuliakan perempuan harus ditutup rapat, Kira2 begitu.

      ✔ Tanggapan : 
      - Alhamdulillah berarti normal ya, tinggal kitanya mengarahkan mereka dengan melengkapi kebutuhan fitrah yg lainnya. 

      Jika anak 6 tahun mulai tertarik dengan lawan jenis bagaimana mba? Misalnya dia anak ini suka main dengan teman perempuannya karena temannya ini baik banget sama dia, jadinya dia sayang


      - Definisi tertarik dengan lawan jenisnya adalah karena suka main dengan teman perempuan yg baik banget ya jadi dia sayang? Apa jika dengan teman lelaki yg baik banget juga demikian Mba?

      Iya, karena temennya baik jd dia sayang, kalau sama anak laki2 enggak pernah kaya gitu, biasa aja.

      Karena terkadang kita mendefinisikan rasa sayang anak ke lawan jenisnya seperti kita sidewasa mendefinisikan sayang ke lawan jenis
      - Anak Mba Avi mendekati usia 7 tahun kah? Karena masa peralihan ke fase selanjutnya ini....
      Masuk pada tahap fase genital, dimana muncul ketertarikan pada lawan jenis, mulai sering berfantasi, pertemanan mjd sgt penting, senang bermain dgn kelompok gendernya masing2, merasa malu jika tanpa busana depan orang lain.
      Di tahap ini, Ayah jd figur idola bagi anak laki-laki n Bunda jd figur idola bagi anak perempuan.
      Egosentris anak mulai bergeser ke sosiosentris n anak sudah mulai bisa berbagi..
      - Dan kebetulan dirumah Anggota keluarga perempuan nya lebih banyak  (karena masih tinggal sama mertua dan 2 kakak ipar perempuan)
      - Yang penting dengan dibarengi fitrah yg lainnya mba... Jadi beriringan, misal fitrah keimanan si anak 🙏🏻💙



      ❓ Pertanyaan #3 : Dita. Aku mau nanya, lebih kepada komunikasi pembagian peran ayah dan ibu sih ya, kalau dari ilustrasi gambar kan kesannya laki-laki (suami) adalah segalanya yg harus dituruti istri. Nah, bagaimana kalau sudah terlanjur, sifat laki-laki yg egosentris tsb "harus dituruti" menjadi sosok ayah. Hehee. Karena aku lihat rata2 teman seperti itu. 
      Begitu juga pemikiran perempuan harus nurut suami terlepas benar / ga?

      ✅ Jawaban #3 : 
      Ini titipan jawaban dari mbak @Annissa Larasati - IIP 
      ✨✨✨
      Saya coba jawab ya. Seorang laki-laki memang diberi kelebihan hal tersebut oleh Allah. Dengan kelebihan ini pun Allah menjadikan sosok lelaki sebagai qawwam / pemimpin bagi wanita. 
      Bahkan 'surga wanita' pun terletak pada keridhoan suami. Sebagaimana hadits
      Jika seorang wanita menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau”. (HR. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf radhiyallahu’anhu)



      Tambahan dari Mbak @ام نفسه untuk pertanyaan @Husna 🌻🌷🐬 



      Perlu dikomunikasikan bahwa laki2 itu memang tercipta sebagai pemimpin,  Allah menyuruh istri untuk taat perintah suami selama itu tidak bertentangan dengan syariat. Dan lelaki hendaknya mengerti kewajiban berbuat baik kepada keluarganya,  dan kewajiban suami yang lain
      Kira2 bgitu penjelasan ke anak terkait otoriter suami,  atau istri yang kudu nurut

      ✔ Tanggapan : Terimakasih banyaak Dita dan mba Anisa 😊


      ❓ Pertanyaan #4:pgn diskusi gmn solusi utk yg sdh trjebak dgn kata2 penyetaraan gender.. trutama utk anak2 yg udah merasa dewasa. kadang gemes gt sy liat aksi2 kesetaraan gender, gatau harus melakukan apa2 cm bs sedih aja 😅😅
      misalnya slh satu pandangan mereka bhw wanita berhak pakai baju semini apapun dimanapun, krn itu hak mereka. tp dilain sisi mereka ga terima kalo dilecehkan ditempat umum... kadang sy bingung sm jln pikiran itu, dan jadi khawatir apa lagi tantangan yg akan dihadapi anak sy nnt pas dia dewasa .. skrg aja udh macem2

      ✅ Jawaban #4 :
      • Kalau saya pribadi, jika anak tersebut orang terdekat kita, seperti yg ada di slide, agar kita menjaga kejiwaan dan imannya.. coba dinasehati agar dia kembali pada ketentuan agama.
      • Iya mbak ratna, penyetaraan gender yang kebablasan yaa 😭 
      • Kalau untuk anak sendiri penjagaan terbaik insya Allah dari Allah, selain kitanya berusaha tentu dengan doa ya.
      ✔ Tanggapan :
      - Dan kita hidup di zaman : ngingetin org jgn pake baju seksi itu salah sementara yg pake baju seksi itu tidak apa-apa. (Korban baca komenan netizen) heheee
      - Jika orangnya bukan orang terdekat kita dan gak bisa kita 'jangkau' kita hanya bisa mendoakan, supaya diberi hidayah..


      Ohiya, ada di salah satu sumber yg kemarin saya baca, cara menyampaikan ilmu pada anak muda ala Rasulullah, 
      Dalam salah satu Hadist Riwayat Bukhari, Rasulullah mencontohkan cara memberikan pendidikan seksual pada remaja yang terdapat tiga tahapan:

      Tahap pertama yaitu membangun sikap jujur dan pada remaja dan menghadapi mereka dalam kerendahan hati. Jadi kita mendekati mereka, macam bicara dari hati ke hati.

      Tahap kedua yaitu menyentuh logika para remaja dan berusaha menggugah nuraninya

      Tahap ketiga yaitu memberi solusi dari masalah mereka dan memotivasinya

      Cara Rasulullah ini bisa kita pakai mbak. Saat kita dekati, bangun rasa percaya, kasih dia pernyataan2 logis, semacam memberitahu bahwa wanita berharga seperti perhiasan, kalau perhiasan gak ditutup dan disimpan dengan baik, siap2 dirampas/dicuri sm orang yg jahat.
      Dan gimana kita mengaitkan, bahwa aturan Allah SWT untuk meminta kita menutupi perhiasan kita, yaa agar terlindung dr orang jahat tadi.

      Kita kan gak bisa punya kendali terhadap apa yg dilakukan si orang jahat tadi, tapi kita punya kendali untuk diri kita sendiri agar tidak menjauhkan diri dari orang yg berniat jahat itu.

      ---

      Presentasi dari Kelompok 1 ini khususnya dari 2 gambar yang mengangkat hal tidak seimbangnya peran ayah dan bunda bisa, membuat kita untuk kembali introspeksi diri dan melihat ke dalam keluarga. Semoga kita bisa berperan secara seimbang.

      Demikian review kelompok 1, yang dipresentasikan Kamis, 20 September 2018 kemarin. Semoga bermanfaat 😉😇

      Wassalam

      #BundaSayang
      #FitrahSeksualitas
      #GameLevel11

      No comments:

      Post a Comment