Thursday, May 28, 2020

Sameea Birth Story : Persalinan Impian


Alhamdulillah, bertambah lagi pengalaman persalinan inda di hari Sabtu, 28 Maret 2020. Persalinan ke-3 yang memiliki cerita yang berbeda dari sebelumnya.

Jum'at malam, 27 Maret 2020, sekitar jam setengah 11 malam, saat itu inda sedang mengerjakan jurnal harian dan jurnal pekan 2 kelas Bunda Cekatan, Institut Ibu Profesional. Tiba-tiba saat inda sedang mencari selembar kertas yang mungkin saja terjatuh di kolong meja, dalam posisi jongkok, inda merasakan ada sesuatu mengalir di CD (dalaman). Kembali teringat saat hamil Ayyash menjelang persalinan inda juga mengalami hal yang sama, seeerr terasa ada yang mengalir seperti sedang datang bulan. Langsung inda bergegas mengecek ke kamar mandi dan mendapati dalaman inda basah oleh cairan bening. Seperti ngompol tapi nggak beraroma pesing. Sudah pasti bukan ngompol lha yaaa 😁 karena ini tidak bisa dikontrol, ngalir begitu saja. Tapi setelah dari toilet, sudah tidak ngalir lagi.

Inda segera mencari kertas lakmus pink untuk mengecek apakah yang keluar adalah cairan ketuban atau bukan. Kalau yang keluar adalah cairan ketuban, maka kertas lakmus yang semula pink akan berubah warna menjadi keunguan. Tapi hasil kertas lakmusnya tidak berubah warna. Mulai curiga, jangan-jangan kertas lakmusnya sudah rusak karena expired😱 karena kertas lakmusnya sudah lama juga, beli saat mau persalinan Ayyash tahun 2016 πŸ˜„. Lalu ayah berusaha mencari ke apotek tempat dulu beli di Apotek Aji Waras Cilandak KKO, sayangnya apotek sudah tutup, dan mencari ke apotek lainnya tapi tidak ada yang jual. Ayah pulang dengan tangan kosong. Baiklah inda putuskan untuk istirahat saja, tidur pakai alas perlak, dan rasanya sulit memejamkan mata, sempat merasakan kontraksi 1x perut kencang, tapi kemudian hilang lagi. Baru sekitar jam 1 inda bisa tidur pulas sampai pagi 😴.

Pagi harinya inda merasakan ada cairan keluar lagi lebih banyak. Dan setelah ngecek ada flek coklat sedikit juga di dalaman inda. Rencananya pagi itu kita akan power walk seperti biasanya. Tapi mengingat rembes, inda pun mengurungkan niat power walk. Inda kirim pesan via WA ke budhe Erie, untuk menginfokan yang inda alami, budhe mengarahkan untuk observasi sendiri terlebih dahulu cairan yg keluar dari warnanya, jumlahnya, apakah mengalir terus menerus, dan menyarankan pakai pembalut sambil mengobservasi sendiri di rumah selama 1 jam. Jam 9 adalah jadwal inda ikutan Prenatal Gentle Yoga di klinik Budhe Erie. Inipun akhirnya inda urungkan, sembari mengobservasi.

Saat itu ayah lagi nemenin tukang yang lagi renovasi kamar. Jadi inda menginfokan ke yangti. Yangti langsung nyuruh siap-siap berangkat saat itu juga. Tapi inda masih santai banget, sambil observasi sendiri. Sambil nyiapin printilan yang belum masuk tas persiapan persalinan khususnya perbekalan cemilan. Inda masih menunggu gelombang cinta yang ternyata belum kelihatan juga. Lewat dari sejam observasi, gelombang cinta tak kunjung datang, inda cek lagi ke toilet dan mendapati sudah ada sedikit flek darah. Alhamdulillah bertambah yakin, semakin dekat lagi waktu berjumpa dengan adik bayi 😍.

Inda sendiri masih tenang banget. Sampai nggak liat hp klo ternyata budhe sempat WA menanyakan updatenya. Tapi inda baru balas saat budhe sedang ngajar Yoga. Akhirnya sekitar jam setengah 12-an, kita pun berangkat πŸš— menuju klinik . Diantar om Resa, mas Senna dan kk Ayyash. Perjalanan menuju Citayam pun Alhamdulillah lancar dan ditempuh kurang dari 40 menit. Dalam perjalanan inda sambil ngemilin kiwi yang sudah inda siapkan. Di tengah perjalanan pun sempat mampir membeli nanas madu 🍍. Nah info saja nih, kiwi dan nanas ini merupakan buah yang dapat membantu untuk induksi alami.

Kiwinya ini manis lho

Saat berbalas WA dengan budhe, budhe sempat bilang, kalau nanti nggak ketemu, akan ada tante-tante yang bantu untuk cek. Sambil kemudian budhe bilang kalau kamar no.1 sudah disiapkan untuk inda. Alhamdulillah.. Sampai di klinik sekitar setengah 1 kurang, dan Alhamdulillah budhe masih ada di klinik. Jadi bisa dicek sekalian sama budhe Erie. Cek tensi, suhu, cek cairan yang keluar sekaligus VT. Ternyata sudah ada pembukaan 1 longgar, lendir darahnya sudah lumayan banyak. Dan betapa terkejutnya inda saat budhe bilang ini sudah langsung rambut. Yang berarti rembesnya lumayan banyak dan mungkin sudah sejak beberapa waktu yang lalu tanpa inda sadari. Berikutnya inda akan di induksi alami dengan akupresur dan remedy homeopathy. Dan langsung lah kita stay di klinik menuju ke kamar yang sudah disiapkan lengkap dengan aromatherapy.. hhmmm nyaman bangetπŸ˜‡

Berhubung mas dan kk ikut ke klinik, maka anak2 kita ajak masuk dulu ke kamar, ngobrol2, sambil mengingatkan kembali seperti yang sudah kita sampaikan ke mereka, bahwa inda dan ayah akan menginap tidak bisa pulang bersama mereka dulu. Sambil inda meminta maaf sama mereka dan minta didoakan supaya proses melahirkan adiknya bisa berjalan lancar, cepat dan mudah. Dan inilah keceriaan kami di kamar 😍.


Sholeh2nya inda ayah

Foto keluarga 😍


Setelah mengantarkan mas dan kk pulang bersama om Resa, inda dan ayah pun makan siang terlebih dahulu. Sekitar jam 2-an inda mulai di-akupresur yang dimulai dengan pijat oksitosin/endorphin massage
Inda dalam posisi duduk memeluk birthing ball
Rileks banget, nyaman.

Apa itu akupresur? Akupresur merupakan salah satu metode induksi alami dengan cara menekan titik tertentu tubuh. Akupresur untuk menginduksi persalinan dengan merangsang kontraksi, leher rahim membantu membesar dan mendorong bayi untuk turun. Wanita yang menggunakan akupresur selama persalinan cenderung memiliki proses persalinan hingga dua jam lebih pendek. Dan yes its true, inda merasakan waktunya memang cukup singkat. Nah untuk lebih jelasnya tentang akupresur, bisa baca di sini ya.

Setelah Akupresur selama lebih kurang 45 menit, inda sudah mulai merasakan gelombang cinta. Tapi karena belum intens, inda disarankan untuk istirahat bobo'-bobo'an dulu. Nyimpan tenaga mumpung bisa istirahat, karena nanti akan butuh tenaga banyak. Tapi ternyata nggak bisa bobo euy. Jadi ngobrol aja sama ayah. Sambil beberapa kali dicek Mbak Mira untuk cek detak jantung bayi.

Jam setengah 4 mulai merasakan gelombang cinta yang datang semakin intens, karena nggak bisa tidur inda masih bisa main gym ball, duduk di atas gym ball, sambil gerak maju mundur, kanan kiri, puter2, sambil sesekali diayun, sambil ngobrol sama ayah. Sekitar jam setengah 5, inda sempatkan untuk mandi dulu. Karena merasa gelombang cinta semakin rapat, inda minta ayah standby untuk memencet aplikasi pencatat kontraksi selama inda mandi. Jadilah inda mandi sambil beberapa kali bilang ke ayah, "pencet yah..., selesai yah.." berulang-ulang.. πŸ˜„ Yang ternyata makin rapet euy.. mantap... seru juga jadinya.. bahkan sudah sampai per 3 menit.. Kalau gelombang cinta datang, berhenti dulu sambil atur nafas. Jadilah waktu mandinya jadi lama, 30 menitan lebih. Maasyaa Alloh, semakin mendekati waktu perjumpaan dengan adek 😍.. 

Pencatat kontraksi

Selesai mandi sekitar jam 5-an, mbak Mira datang untuk cek detak jantung janin lagi sambil mantau saat kontraksi datang. Alhamdulillah semuanya dalam kondisi baik. Sampai pada sekitar jam 17.45 saat hanya berdua dengan ayah, tiba-tiba terdengar bunyi "krek" yang ternyata adalah .... 
ketuban pecah.. wiiiiiih ini inda dan ayah sedikit heboh karena air ketubannya buanyaaaaak banget, dan karena inda nggak nyaman sambil duduk, inda pun berdiri yang akhirnya lantai dipenuhi air ketuban.


Setelah ketuban pecah, dari posisi berdiri, inda mencoba tiduran miring kiri sambil mengempit peanut ball untuk membantu membuka panggul. Sambil dikompres juga pinggang belakangnya, enak banget, bisa mengurangi rasa nyerinya. Gelombang cinta makin rapaaaaaat banget gaeeees... Maasyaa Alloh..

Sudah nggak bisa lagi mencet aplikasi pencatat kontraksi, karena inda berusaha fokus pada nafas. Setiap kali gelombang cinta datang, fokus pada nafas. Semakin intens, semakin rapat, semakin inget nafas. Rasanya? Luar biasa Masyaa Alloh..Selama masih bisa menguasai nafas, inda bisa merasakan ada pergerakan di bawah sana, sensasinya pun berbeda πŸ˜‡

Ditemani mbak Jodha, mbak Mira dan Mbak SimSim para bidandari #timbidanerie, yang senantiasa mengingatkan nafas saat dorongan untuk mengejan semakin kuat. Diantara sadar untuk mengatur nafas dan dorongan mengejan itu, inda menyadari ayah yang senantiasa hadir menemani sambil ngelus2 dan beberapa kali kulihat ayah mencium pipi dan kepala inda, merasa mendapatkan kekuatan cinta dan kasih sayangnya, terima kasih ayah 😍😘.

Tarik nafas, hembuskan, sampai akhirnya dorongan untuk mengejan begitu kuatnya, pada akhirnya, 3x ngejan, inda pun mendengar suara tangisan bayi, yang spontan langsung disambut "Assalamu'alaikuuuuuum...." oleh para tante bidandari yang ada di situ.. Masyaa Alloh... "Assalamu'alaikum Sameea, shalihah, selamat datang naaaak" bahagia, harunya inda menyapamu 😊... 18.26 persis tak lama setelah adzan Maghrib berkumandang.


Inisiasi menyusui dini (IMD)
selama hampir 2 jam
Barulah inda menyadari Sameea lahir sebelum budhe Erie sampai di klinik, saat tiba-tiba inda lihat budhe datang, persis sesaat setelah Sameea lahir dan diletakkan di dada inda untuk Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Budhe masuk sambil bilang "Dek, kamu nggak nungguin aku, padahal aku udah deket banget lho". Ah iyaaa inda baru nyadar, mungkin nggak ada semenit ya. "Pataaaaaas" kalau kata tante-tante bidandari.

Budhe Erie langsung cek kondisi inda, dan inda diinfo perineum ada lecet sedikit dan ada darah jadi tetap dapat jahitan, grade 1. Alhamdulillah. Lalu setelah proses jahit selesai, budhe info ke inda untuk afirmasi persalinan plasenta secara lancar utuh, seperti yang sudah inda tuliskan di goal setting. Alhamdulillah semuanya lancar.

Proses IMD selama hampir 2 jam, tanpa memotong/menjepit tali pusatnya terlebih dahulu atau Delayed Umbilical Cord Clamping. Penundaan ini direkomendasikan WHO tahun 2012, manfaatnya untuk bayi masih diberi kesempatan untuk darah merah, sel-sel batang dan sel-sel kekebalan untuk ditransisi ke tubuh bayi di luar rahim. Sedangkan manfaat untuk ibu, bisa mengurangi komplikasi seperti perdarahan. (Buckley, S. 2009)
Untuk lebih jelasnya tentang Penundaan Pengekleman/Pemotongan tali pusat bisa baca di sini
Delayed Clamp Cord (Penundaan Penjepitan/
Pemotongan Tali Pusat)



Ternyata berat badan Sameea 3,9 kg. Lumayan juga ya. Pantesan perut inda di kehamilan kali ini besar banget. Dan tekanan di perut bagian bawah terasa banget. Sampai-sampai ada beberapa tetangga yang bilang "engap" banget kalo liat inda jalan πŸ˜…

Dan ini adalah pasukan bidandari yang mendampingi persalinan Sameea sejak awal :
Tante bidandari #timbidanerie, tante SimSim, tante Mira dan Tante Joda
Kontrol seminggu setelah persalinan, imunisasi sekalian khitan dan tindik

Alhamdulillah, 
Masyaa Alloh
Tabarokalloh

Tak henti-hentinya puji dan syukur kepada Alloh SWT atas sebuah pengalaman persalinan impian yang mudah, lancar, cepat dan nyaman.
Ini semua berkat ikhtiar mau memberdayakan diri selama hamil (Tulisan tentang memberdayakan diri di kehamilan ini bisa dibaca di sini). Mungkin memang ikhtiarnya tidak sehebat yang lain, belum konsisten secara maksimal, tapi inda bisa merasakan sendiri hasil dari memberdayakan diri di kehamilan kali ini, bisa merasakan bedanya proses persalinan sebelumnya, dimana kali ini inda hanya mengalami gelombang cinta (fase aktif persalinan) selama kurang dari 3 jam (sekitar 2 jam setengah πŸ˜‡), kemudian Sameea lahir. Masih takjub banget tiap mengingat proses persalinan Sameea yang terasa begitu cepat, lancar, mudah dan nyaman ini.

Dan persalinan impian ini sudah inda tuliskan dalam sebuah "Goal Setting"



Budhe Erie sering mengingatkan, untuk membayangkan proses persalinan yang ingin kita alami, tuliskan secara detail, gunakan kalimat positif dan baca setiap hari, sampai masuk ke alam bawah sadar. Kalau perlu perbarui bila ada yang ingin ditambahkan. Lalu berdayakan diri, ayo gerak, siapkan tubuh supaya apa yang sudah dituliskan dalam goal setting (persalinan impian) bisa tercapai. Meskipun tidak 100% tercapai karena kesempurnaan hanya milik alloh SWT, tapi dengan menuliskannya maka afirmasi positif hingga ke alam bawah sadar. Kemudian jangan lupa berdo'a, pasrahkan hasilnya pada Alloh SWT, karena semua yang terjadi tentunya atas ijin Alloh SWT.

---

Maka tak henti-hentinya inda bersyukur pada Alloh SWT yang telah mengijinkan persalinan impian inda ini terjadi dengan cepat, lancar, nyaman, meskipun ditengah-tengah pandemi Covid19 ini. Terima kasih kepada orangtua yangti-yangkung-uti, juga keluarga besar mbah uyut, bude, pakde, om, tante, kakak, mbak, mas, aa, adek keluarga besar Jakarta, Karawang, Tangerang, Bali, Semarang, Bandung, Purworejo (yang tak bisa disebutkan 1 per 1) atas do'a-do'a indahnya.Juga untuk Om Resa yang sudah nganterin ke klinik.

Kepada ayah Bayu darling (dadar guling) 😊, sang pendamping, (support system) atas kerjasamanya, do'a dan cintanya πŸ’—; Mas Senna dan kk Ayyash yang antusias banget menyambut adik perempuannya 😍. Terima kasih banyak kepada tim bidandari πŸ˜˜πŸ’•: Budhe Erie, budhe Cha, Mbak Mira, Mbak SimSim, Mbak Jodha, Mbak Novie, mbak Ririn . 

Spesial terima kasih dan do'a teriring untuk almarhumah Mbah Yati (dan keluarga Mbah Sis), yang sejak jauh-jauh hari, dalam kondisi ditengah sakitnya, sudah bilang ke inda bahwa bila sudah waktunya inda mau melahirkan, nanti perginya pakai mobilnya saja. Masyaa Alloh, Insyaa Alloh husnul khotimah.. Al Fatihah πŸ˜‡


---

Tulisan ini inda buat sebagai pengingat untuk inda pribadi sekaligus untuk anak-anak kelak, bahwa bila mempunyai impian, maka berikhtiarlah semaksimal mungkin, dan berdoa serta pasrahkan hasilnya pada Alloh SWT, karena :


"tidak ada daya dan upaya selain dengan ijin Alloh SWT".


Wallahu A’lam Bisshowab

Jakarta, 28 Mei 2020
(Sameea tepat berusia 2 bulan)

No comments:

Post a Comment